contoh cerpen menarik untuk di baca
untuk sobat yang suka baca cerpen mari baca cerpen karya aku ini..
PERANG
dan CINTA
Pagi
itu adalah pagi yang sangat mencekam, suara desing peluru yang tak bertuan dan
gentuman suara meriam yang membuat jantung seakan berhenti,itulah yang selalu
terdengar di setiap sudut desa Koto.
”Ternyata belanda kembali menyerang,aku harus himbau
seluruh pemuda agar melawan serangan belanda” ujar kapten Mendi.
Kapten Mendi adalah ketua pelopor kaum
Muda yang selalu memberikan semangat kepada seluruh pemuda desa agar mau
berjuang melawan penjajah.
”rakyat-rakyat
ku, hari ini genderang perang telah berbunyi, persiapkanlah diri kalian, jangan
sampai para penjajah ini bisa hidup di negri kita, dengan itu marilah kita
berjuang dengan sekuat tenaga, kita lawan mereka ,merdeka” begitulah api
semangat yang dia sampaikan kepada seluruh pemuda. kemudian pergilah mereka
berperang.
Perjuangan
mereka ini dipelopori oleh beberapa pemuda yaitu Mendi, Adri,Rodi,Riko
Yudi,Doni,Ihan, Udin dan Budi. Mereka sama-sama berjuang untuk mengusir
penjajah dari Indonesia khususnya di desa Koto.
“Kapten
kita harus menyerang mereka dari balik gunung lintang saja,supaya pas mereka
mengejar kita bisa lari dan sembunyi di hutan ataupun kita bisa masuk ke sungai
pulau Lansek ini” saran Adri kepada
kapten Mendi . ”itu ide yang sangat bagus dri”jawab Mendi . ”bagaimana semua,
kalian setuju?” ”kami sangat setuju “ujar Rodi dan kawan-kawan. Pergilah mereka
bersembunyi ke sebalik gunung lintang , dibalik bukit itulah mereka menembakkan
senapan mereka, mereka berperang tanpa henti dengan penuh semangat.
Perperangan itu sangatlah penegangkan,banyak
tentara belanda yang mati tertembak oleh mereka,akan tetapi begitu juga dengan
para pejuang desa Koto bahkan beberapa orang pelopor kaum muda juga
menghembuskan napas terakhirnya di bukit itu diantaranya Udin,Ihan,doni dan
jendral Budi. “selamat jalan para pejuang bangsa, jasa kalian akan slalu di
kenang” ujar Riko yang meratapi kepergian para rekannya.
Malam
itu mereka lansung kembali ke kampung. Semua pejuang yang terluka lansung di
obati. Begitu juga kapten Mendi yang waktu itu terluka di lengannya.datanglah seorang
Dokter muda anak kepala desa yang baru siap menyelesaikan sekolah kedokterannya
di Belanda yang bernama Halima. “Sini saya obati”, sapa Halima dengan ramah “silakan
dek” jawab Mendi sambil memperhatikan Halima. Saat diobati mereka pun
berkenalan. Mulai saat itulah mereka berdua menjadi akrab dan Kapten Mendi
mempunyai rasa kepada Halima.
Dengan
adanya dokter Halima membuat kapten Mendi menjadi selalu bersemangat untuk
berperang dengan satu keyakinannya yaitu meskipun ia terluka ada dokter Halima
yang mengobati. Mendi menjadi sering bertemu dengan Halima, setiap malam mendi
selalu berkunjung kerumah kepala desa dengan maksud sebenarnya untuk berjumpa
dengan Halima.
Dirumah mereka berbincang-bincang
layaknya dua orang muda mudi yang sedang jatuh cinta, “dek, seandainya abang
mati tertembak , maka kenanglah selalu nama abang ya dek.” Ujar mendi. “hee,
kenapa abang bicara seperti itu?abang itu adalah orang yang paling hebat
menurut Halima, Halima sangat yakin abang itu kuat dan tidak akan mati
tertembak belanda” jawab Halima dengan espresi sedih. ”kalau lah ada sumur di
ladang,boleh lah kita ambilkan timbah, kalau lah ada umur yang panjang,cinta
bang ke adek takkan berubah” dengan penuh rayu kapten mendi melantun sebuah
pantun. “iya bang Halima juga cinta pada abang”.jawab Halima . dan Halima
memberikan selendang sutranya kepada
mendi sebagai tanda cinta darinya, “terimah lah selendang ini, selendang ini
akan berguna bagimu nanti, “terima kasih dek, akan abang bawa selendang ini
setiap akan berperang sebagai pegingat abang padamu dek dan menjadi tambahan
semangat abang dalam berjuang”.
Keesokan
harinya, “tampaknya para Belanda mulai menyerang kita lagi kapten” ujar Yudi.
“benar kita harus bersiap-siap untuk mulai melawan” jawab mendi. Dan mendi pun
menghimbau seluruh pejuang desa koto untuk segera melawan para penjajah. Halima
pun memberikan semangat kepada Mendi “jaga dirimu baik-baik ya bang,kalahkan semua
belanda itu.”kata Halima saat menghampiri mendi.” Baiklah adek ,abang akan
berjuang sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan”.
Kemudian
pergilah mereka berperang, mereka berjuang dengan penuh semangat. Perang itu
sangatlah sengit,tetapi tidak pernah mereka gentar dengan tembakan meriam
belanda sekalipun, mereka memang berjuang mati-matian. Untuk meraih kemerdekaan
dari penjajahan .”jangan takut jangan gentar lawan terus pantang mundur merdeka
atau mati” ujar mendi untuk menggelorakan semangat para pejuang.
”merdeka,merdeka,merdeka” jawab seluruh pejuang dengan semangat melawan
belanda.
Di
perang itu banyak cerita, belanda menyerah dengan tertembaknya mayor mereka
oleh pejuang Adri, belanda pun pergi dan berhasil di usir dari desa koto oleh
perjuangan para pejuang dan kaum muda yang ada didesa koto. Tetapi satu hal
yang sangat menyedihkan yaitu juga gugurnya seorang kapten pelopor yang selalu
memberikan semangat kepada seluruh pejuang. Yaa kapten mendi sekarang telah
gugur. Ratusan mata menangis melepas iya pergi tidak terkecuali kekasih hatinya
yaitu Halima yang sangat mencintainya .” sekarang kau telah pergi, tetapi
namamu akan selalu hangat dihatiku dan juga hati semua rakyat,kau adalah
pahlawan kami kapten. Sampai jumpa kapten semoga jasamu dibayar manis oleh
Allah swt,amiin” begitulah kata terakhir yang bisa Halima sampaikan kepada
Mendi, dengan isak tangis ia merelahkan mendi pergi untuk selama nya. “ merdeka
kapten merdeka,terima kasih semangatmu kapten,kami akan lanjutkan semangatmu,
dan namamu akan kami abadikan dan akan selalu dikenang hingga anak cucu kami
nanti “ ujar Adri, Rodi dan kawan-kawan
saat melepas mendi pergi.
Kapten
Mendi pun gugur pada hari itu, tetapi jasa-jasanya akan selalu di kenang. Dia
adalah pahlawan di desa koto. Namanya akan selalu harum sampai kapanpun dan
akan selalu terkenang. Perjuangannya yang mati-matian akan diteruskan oleh para
pelopor perjuangan yang masih hidup .
Sekian,terima
kasih
Share This :
comment 0 komentar
more_vert